Desak Nyoman Risma Riyandewi
Sastra Jepang FIB UGM Angkatan 2015
Saya diberi kesempatan untuk menerima beasiswa Monbukagakusho G to G pada September 2018 sampai Juli 2019. Universitas Waseda menjadi tempat saya untuk belajar bahasa Jepang selama 10 bulan. Selama di Jepang, saya mendapatkan banyak pengalaman serta teman baru.
Di Universitas Waseda, saya mengikuti sebanyak empat klub kegiatan mahasiswa. Salah satunya adalah klub kegiatan olahraga yaitu Sports Chanbara, kemudian tiga klub lainnya adalah Hauska, Nexus, dan WIC yang merupakan klub pertukaran budaya. Sports Chanbara merupakan olahraga yang berasalah dari Jepang, menggunakan tongkat yang berbahan seperti ban sepeda. Kemudian ada Hauska, yang merupakan klub belajar bahasa Inggris dan Jepang yang terkadang berkegiatan di luar, ada Nexus dan WIC yang merupakan klub dengan berbagai macam kegiatan seperti bermain, berwisata, dan memasak, dan sebagainya. Dengan bergabung dalam berbagai klub tersebut, saya mendapatkan banyak teman baru baik mahasiswa Jepang maupun mahasiswa asing lainnya.
Meskipun saya hanya belajar bahasa Jepang dengan mahasiswa asing lainnya, saya bisa mendapatkan teman mahasiswa Jepang melalui berbagai klub yang saya ikuti tersebut. Kuliah bahasa Jepang di Universitas Waseda sangatlah padat. Selama dua semester, saya harus mengambil 26 mata kuliah. Satu mata kuliah hanya berbobot 1 sks, dan berdurasi selama 90 menit. Selain itu, hampir setiap mata kuliah memiliki tugas yang sangat banyak. Saya merasa saya tidak memiliki waktu bermain karena kuliah dan tugas yang sangat banyak. Ditambah lagi, setiap hari saya selalu menggunakan kereta untuk pergi ke kampus atau pergi ke tempat lain. Bahkan pulang-pergi dari apartemen sampai kampus memerlukan waktu sekitar 2 jam. Namun, pengalaman tersebut juga mengajarkan saya untuk menggunakan waktu seefektif mungkin, sehingga saya selalu berusaha meluangkan waktu untuk bermain bersama teman-teman di klub yang saya ikuti. Persahabatan yang saya jalin dengan mereka membuat kehidupan saya selama di Jepang menjadi sunguh menyenangkan.
Salah satu pengalaman yang sulit untuk dilupakan adalah ketika saya mengikuti Lomba Pidato Bahasa Jepang untuk mahasiswa asing yang dilaksanakan oleh WIC (Waseda International Club) untuk ke-53 kalinya pada Desember 2018. WIC merupakan salah satu organisasi mahasiswa yang melaksanakan berbagai kegiatan terkait pertukaran budaya. Lomba tersebut diikuti oleh 8 mahasiswa asing termasuk saya. Ada yang berasal dari Amerika, Jerman, Korea, Taiwan, dan sebagainya. Persiapan pidato memakan waktu sekitar satu bulan. Saya membawakan pidato yang berjudul ‘Jinsei wa Yume de Dekite iru’「人生は夢でできている」. Saya bercerita mengenai kekaguman saya terhadap Jepang, dan impian saya untuk ke Jepang. Saya pernah gagal dalam meraih beasiswa untuk kuliah di Jepang, namun akhirnya saya bisa berada di Jepang karena saya beruntung pada kesempatan berikutnya. Saya tidak menyangka bahwa saya bisa mendapat peringkat pertama pada lomba tersebut.
Selain lomba pidato, saya juga pernah mengikuti lomba olahraga, yaitu Sports Chanbara. Lomba yang dikenal dengan ‘Suporeku 2018’ 「スポレク2018」ini bukan merupakan lomba formal atau resmi, namun para pemenang mendapatkan medali sebagai kenang-kenangan. Saya sebagai pemula mengikuti tiga kategori perlombaan. Saya sangat beruntung dalam salah satu kategori lomba tersebut, yaitu dalam kategori menggunakan pedang panjang 「長剣」. Saya dapat masuk ke semi-final setelah memenangkan lomba tiga kali berturut-turut. Kemudian saya kalah dalam pertandingan keempat, namun kembali menang dalam pertandingan kelima sehingga berhasil menajdi peringkat ketiga dan mendapatkan medali perunggu. Menurut saya, kegiatan olahraga tersebut sangatlah menarik.
Di Jepang, saya juga pernah bekerja di restoran sebagai pelayan. Saya berusaha bekerja paruh waktu agar mendapatkan uang saku lebih. Karena itu, saya bisa berwisata ke tempat yang jauh seperti Kyoto, Hiroshima, Fukuoka, dan lain-lain. Pengalaman bekerja di restoran juga menjadi pengalaman yang unik karena saya bisa secara langsung melihat cara orang Jepang beekrja, dan juga dapat menggunakan bahasa sopan yang digunakan di dalam restoran.
Saya sangat bersyukur karena bisa merasakan hidup di Tokyo dan mendapat banyak teman di sana. Kehidupan saya di Tokyo sangatlah sibuk namun juga sangat menyenangkan. Saya berharap agar bisa mendapatkan kesempatan lagi untuk belajar di Universitas di Jepang.