Mengikuti program pertukaran pelajar selama satu tahun di TUFS menjadi pengalaman yang sangat berharga bagi saya. Melalui kelas-kelas yang saya ikuti, saya dapat memperdalam pengetahuan tentang budaya dan bahasa Jepang serta merasakan langsung lingkungan akademik yang berbeda dari Indonesia. Saya juga berkesempatan berteman dengan mahasiswa dari berbagai negara dan mewujudkan impian masa kecil mengunjungi Jepang. Meski tidak selalu mudah mulai dari rasa rindu rumah hingga tantangan beradaptasi budaya pengalaman inilah yang membuat saya tumbuh, baik secara akademik maupun pribadi.
Selama mengikuti program pertukaran mahasiswa Spring 2025 di Kobe University selama 6 bulan, saya memperoleh kesempatan berharga untuk mempelajari secara langsung berbagai aspek bahasa, budaya, dan masyarakat Jepang di lingkungan akademik yang autentik. Melalui perkuliahan dan kegiatan lintas budaya, saya tidak hanya memperdalam pemahaman mengenai studi kebudayaan Jepang, tetapi juga mengembangkan kemampuan komunikasi antarbudaya melalui interaksi dengan mahasiswa dari berbagai negara.
Pada Oktober 2024, saya berkesempatan mengikuti program study exchange selama satu tahun di Hiroshima University melalui program Government to Government (G-to-G) yang diselenggarakan oleh MEXT. Selama kegiatan tersebut, saya banyak berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai negara yang memiliki ketertarikan sama terhadap budaya dan bahasa Jepang. Kami saling berbagi cerita tentang budaya masing-masing, dan hal itu menjadi pengalaman yang sangat berharga sekaligus membantu meningkatkan kemampuan bahasa Jepang saya. Selain itu, tantangan dalam beradaptasi dengan lingkungan baru juga mendorong saya untuk tumbuh dan menjadi lebih adaptif selama menjalani studi di Jepang.
Pada September 2024 hingga Januari 2025, saya mengikuti program pertukaran pelajar di Kansai University, Osaka, yang berfokus pada pembelajaran bisnis bagi mahasiswa internasional yang ingin berkarier di Jepang. Program ini mencakup studi budaya korporasi Jepang, bahasa Jepang bisnis, kunjungan perusahaan, serta proyek kolaborasi dengan perusahaan-perusahaan di Osaka. Saya juga menerima beasiswa uang saku dari JASSO. Selain materi bisnis, saya turut mempelajari bahasa Jepang tingkat menengah–lanjut, sastra Jepang, dan penulisan ilmiah sesuai standar akademik Jepang.
Selama dua semester mengikuti program pertukaran pelajar di Ferris Women's University, saya mempelajari bahasa Jepang secara langsung sekaligus berinteraksi dengan berbagai mahasiswa internasional. Di universitas khusus perempuan ini, saya tidak hanya berhubungan dengan mahasiswa Jepang, tetapi juga mahasiswa dari China, Korea, Taiwan, Filipina, hingga Slovakia bahkan salah satu pengajar saya berasal dari Korea. Melalui interaksi tersebut, kami saling mengenalkan budaya masing-masing; misalnya mahasiswi Slovakia bercerita tentang budaya transportasi di negaranya, sementara mahasiswi Taiwan sering berbagi pengalaman kampusnya. Pengalaman ini memperluas wawasan saya mengenai keberagaman budaya.
Selama dua semester mengikuti program nikkensei MEXT di Utsunomiya University, saya berkesempatan memperdalam pengetahuan di bidang sejarah, budaya, dan bahasa Jepang. Saya juga mengambil beberapa kelas reguler yang membuka wawasan baru, seperti politik internasional, fenomena linguistik di berbagai negara, serta perspektif dalam pengajaran bahasa Jepang bagi penutur asing. Di luar akademik, program ini memberi saya pengalaman berkesan mulai dari mengunjungi tempat yang sebelumnya hanya saya lihat melalui media, mencoba hal-hal baru, hingga mewujudkan mimpi-mimpi kecil yang telah lama ada dalam daftar keinginan saya.
Sejak September 2025, saya mengikuti program pertukaran pelajar satu semester di Fukuoka Women's University melalui beasiswa kerja sama antaruniversitas dari OIA UGM. Di program ini, saya mempelajari mata kuliah terkait bahasa, budaya, dan sejarah Jepang. Hal yang paling berkesan adalah perkuliahan yang dirancang dengan pengalaman langsung di Jepang, seperti field study ke situs sejarah dan tempat kebudayaan. Di luar kelas, saya juga mengikuti berbagai kegiatan budaya mulai dari festival tradisional hingga upacara minum teh serta menjalin pertemanan dengan mahasiswa Jepang. Program ini diikuti oleh mahasiswa dari berbagai negara, seperti Taiwan, India, Vietnam, Inggris, dan Kroasia, sehingga saya dapat mengenal beragam budaya internasional yang semakin memperluas cara pandang saya.