Rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-30 Sastra Jepang UGM ditutup dengan acara Temu Alumni yang didahului dengan rapat alumni untuk membahas perlunya membentuk wadah alumni Sastra Jepang UGM secara formal. Rapat dipimpin oleh Ketua Keluarga Alumni Sastra Jepang UGM, bapak Jabidin, A.Md dan wakil ketua bapak Najih Imtihani, S.S., M.A. di Ruang A201. Rapat berlangsung mulai pukul 16.00 hingga 18.00 diikuti oleh sekitar 30 orang alumni dari beberapa angkatan, baik alumni S1 Sastra Jepang, S1 Ekstensi Sastra Jepang dan D3 Bahasa Jepang (sebelum pindah ke sekolah Vokasi UGM). Dalam kesempatan tersebut disepakati perlunya dibentuk organisasi alumni secara formal sebagai mitra bagi Program Studi Sastra Jepang UGM. Untuk tahap awal dibentuk tim yang beranggotakan dua perwakilan alumni dari masing-masing angkatan yang bertugas melakukan komunikasi lebih intensif kepada seluruh alumni di masing-masing angkatan, termasuk pendataan alumni. Setelah diselingi istirahat dan sholat, acara dilanjutkan dengan ramah tamah dan makan malam antara dosen-dosen Sastra Jepang UGM dengan para alumni berlokasi di Panggung Terbuka FIB UGM.
Dalam acara bertema “Merajut Kenangan, Menjalin Ikatan” yang dihadiri sekitar 60 alumnus tersebut, diisi dengan sambutan-sambutan dilanjutkan pemotongan tumpeng sebagai wujud syukur atas keberhasilan Sastra Jepang UGM seama 30 tahun ini oleh Sekretaris Program Studi sekaligus dosen pertama Sastra Jepang UGM, Drs. Eman Suherman, M. Hum untuk diserahkan kepada alumnus angkatan pertama tahun 1989, Dr. Arza Aibonotika, M.Si. yang saat ini menjabat sebagai Ketua Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang Universitas Riau. Setelah pemaparan 30 tahun perjalanan Sastra Jepang FIB UGM hingga prestasi terkini yakni keberhasilan mempertahankan akreditasi BAN-PT dengan nilai A oleh Ketua Program Studi, Tatang Hariri, M.A., Ph.D., rangkaian acara ditutup dengan makan malam dan keakraban antara dosen, alumni, serta mahasiswa. Sambil menonton tayangan foto-foto lama dari masing-masing angkatan, seluruh hadirin menikmati hidangan malam berupa angkringan, mie Jawa Pak Kadim yang legendaris, serta kudapan lainnya. Dalam sesi hiburan, kelompok musik dari Himpunan Mahasiswa Sastra Jepang (HIMAJE) membawakan beberapa lagu Jepang dan Indonesia, dilanjutkan penampilan beberapa dosen, alumni, dan mahasiswa menyanyikan beberapa lagu diiringi organ tunggal. Acara Temu Alumni sekaligus rangkaian kegiatan Dies Natalis ke-30 Sastra Jepang UGM ditutup dengan sesi foto bersama seluruh peserta yang hadir.