Agenda kedua acara Dies Natalis ke-30 Sastra Jepang FIB UGM adalah Temu Praktisi dengan tema Peluang Kerja Lulusan Sastra Jepang dalam Bidang Pendidikan. Acara dilaksanakan di Auditorium Poerbatjaraka FIB UGM mulai pukul 13.00 hingga 15.00 WIB dan diikuti oleh mahasiswa, alumni, dan tamu undangan. Temu Praktisi ini merupakan agenda rutin tahunan Program Studi dengan mengundang alumni yang bekerja dalam bidang tertentu untuk memberikan informasi dan gambaran kepada mahasiswa tentang peluang karir yang bisa mereka pilih setelah lulusa nantinya. Dalam kesempatan ini, Asmanta B. Martono, S,S. selaku Pengelola LPK Hikari Yogyakarta dan Sri Wulan Dianingtias, S.S. selaku pengajar bahasa Jepang di SMA Negeri 3 Yogyakarta hadir sebagai narasumber. Berbeda dengan agenda Studium Generale sebelumnya yang relatif serius dan bernuansa ilmiah, acara Temu Praktisi berlangsung lebih cair dan rileks dipandu oleh dosen Sastra Jepang UGM, Yayan Suyana, S.S., M.A.
Pada sesi pertama kedua narasumber menceritakan pengalaman hidup dan perjalanan karirnya setelah lulus dari Sastra Jepang UGM hingga sekarang. Ibu Sri Wulan menceritakan bagaimana peluang menjadi pengajar bahasa Jepang yang terbuka luas, baik dalam bidang pendidikan formal seperti SMA maupun pendidikan non-formal seperti kursus meskipun dalam hal ini lulusan Sastra Jepang harus bersaing dengan lulusan Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang yang memang ditujukan untuk mengisi kebutuhan guru bahasa Jepang, khususnya di sekolah formal. Untuk itu diperlukan upaya lebih, seperti mengikuti Program Profesi untuk mendapatkan Akta Mengajar yang menjadi persyaratan dalam perekrutan guru bahasa Jepang, khususnya guru PNS. Di sisi lain, Bapak Asmanta yang sebelumnya berkarir sebagai diplomat di Departemen Luar Negeri RI namun saat ini banting setir ke bidang pendidikan bahasa Jepang dan penerjemahan bahasa Inggris maupun bahasa Jepang, menyatakan perlunya mahasiswa memiliki passion terhadap bidang pekerjaan apa yang memang disukai sehingga akan menjalaninya dengan penuh rasa cinta dan kesungguhan. Di samping itu, selain memiliki pengetahuan dan ketrampilan dalam bidang tertentu yang menjadikannya individu tersebut memiliki nilai lebih dibanding lainnya, kemampuan dalam membangun jejaring juga sangat diperlukan dalam proses memperoleh peluang pekerjaan. Setelah pemaparan dari narasumber, acara dilanjutkan dengan diskusi dan tanya jawab yang disambut antusias oleh para mahasiswa serta kesimpulan oleh moderator.