Tiga mahasiswa Program Studi Sastra Jepang, Resty Nursabilla, Qonita Zukhrufa dan Inaya Zakiyya bersama dosen pendamping Najih Imtihani, S.S., M.A. Telah mengikuti program The Fifth 3-Joint Educational Program pada tanggal 24 sampai 28 Februari 2020.
The Fifth 3-Joint Educational Program merupakan program kerjasama tiga universitas yang mempunyai visi dan misi yang sama dari negara yang berbeda di Asia. Universitas yang mengikuti program ini yaitu: Kasetsart University, Thailand; Wakayama University, Jepang; Universitas Gadjah Mada, Indonesia. Kasetsart University sebagai tuan rumah pada tahun ini, mengundang kedua universitas lainnya dan menyelenggarakan acara yang telah memasuki tahun ke-5 ini ke Thailand. Acara dimulai di Kasetsart University, Faculty of Education sebagai pembukaan program yang berlangsung selama 5 hari, dari 24 sampai 28 Februari 2020. Adapun tujuan program ini untuk menambah wawasan ilmu pengetahuan diberbagai tema, baik tema utama maupun subtema, seperti edukasi, ekologi, sosiologi, pariwisata, dan bisnis. Hal ini dilakukan melalui aktivitas seperti tur edukasi, praktik kebudayaan, dinamika kelompok, dan presentasi. Selain itu, program ini memiliki tujuan utama, yaitu untuk memperkuat kerjasama antaruniversitas. Salah satu persyaratan dalam program ini, masing-masing universitas diwajibkan untuk mengirim 6 delegasi peserta dan 1-2 dosen pembimbing. Khususnya di UGM, peserta yang mengikuti program ini ada tiga perwakilan dari program studi Sastra Jepang dan tiga perwakilan dari program studi Pariwisata Fakultas Ilmu Budaya.
Dalam lima hari tersebut diadakan berbagai kegiatan edukasi yang menyenangkan. Di hari pertama acara dibuka, peserta diberi kesempatan untuk menjelaskan informasi singkat tentang universitas masing-masing. Setelah pengenalan dan ice breaking yang dilakukan Wakayama University berakhir, berikutnya adalah pengenalan mengenai proyek final yang harus dikerjakan oleh para peserta secara berkelompok. Tiap kelompok beranggotakan enam orang yang terdiri dari dua mahasiswa dari tiap universitas. Proyek tersebut merupakan ide yang dibuat oleh tiap kelompok mengenai pembangunan berkelanjutan yang bisa dilakukan di Bang Kachao dalam aspek environment, business dan education agar keseimbangan alam tetap terjaga namun bisa memberikan dampak yang lebih baik untuk Bang Kachao ke depannya. Kasetsart University mengajak peserta untuk mengunjungi fasilitas kampus yang tersedia, serta mengunjungi The Garden in honor of Her Royal Highness Princess Maha Chakri Sirindhorn on Her 55th Birthday atau lebih dikenal dengan sebutan Sirindorn Garden (Taman Sirindron) yang merupakan taman botanik yang dibuat sebagai alternatif penanaman agrikultur.
Di hari kedua, peserta program ini memulai perjalanan ke destinasi tujuan utama, yaitu Bang Kachao, Provinsi Samutprakan. Perjalanan dimulai dengan mengunjungi Khlong Lat Pho Floodgate yang dibangun oleh King Rama IX sebagai solusi untuk membantu rakyatnya di Bangkok ketika krisis banjir yang terjadi pada tahun 1995. Berikutnya yaitu kunjungan ke Sri Nakhon Khuen Khan Park, yaitu taman rekreasi dimana turis atau lokal dapat bersepeda dan belajar tentang alam, flora dan fauna, serta sejarah kapan dan mengapa taman ini dibangun, di pusat informasi taman ini berada. Perjalanan berikutnya yaitu ke tempat para peserta program ini menginap, yaitu BaanklangsounBangkorbout. Setelah melakukan check in, para peserta mengikuti workshop pembuatan gantungan kunci dari bahan-bahan alam yang ada di Thailand yaitu berupa biji-biji tanaman. Setelah itu, para peserta mengarungi sungai di area tersebut dengan menggunakan canal boat. Pada malam hari, para peserta mulai mendiskusikan mengenai proyek akhir mereka dari observasi maupun wawancara yang telah dilakukan ketika mengikuti kegiatan-kegiatan di Bang Kachao.
Di hari terakhir aktivitas, para peserta menampilkan presentasi yang telah mereka diskusikan dengan kelompok masing-masing. Setelah itu ada pembagian sertifikat dari Kasetsart University sebagai universitas tempat diselenggarakannya program ini. Kemudian, para peserta mengunjungi Museum Lokal Klong Boun. Museum tersebut merupakan museum mengenai alat-alat local dan permainan lokal yang ada di Thailand. Setelah itu, para peserta kembali ke Kasetsart University dan pada keesokan harinya kembali ke Indonesia.
Dari kegiatan-kegiatan tersebut, para mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada mendapatkan beberapa manfaat. Manfaat pertama adalah memahami budaya-budaya yang ada di Thailand dsengan menyaksikannya langsung. Kemudian, para peserta mendapatkan kesempatan untuk mempraktikkan bahasa Inggris dan bahasa Jepang ketika berkomunikasi dengan mahasiswa dari Thailand dan Jepang. Selain itu, para peserta juga dapat melatih komunikasi serta kerja sama dengan orang-orang baru, dalam hal ini secara internasional.
Oleh: Resty Nursabilla, Qonita Zukhrufa, Inaya Zakiyya